Daniel 9: 19
Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Wahyu 8; Ester 9-10
Kalau kamu mencoba menemukan sesuatu yang bisa dipelajari dari Alkitab, salah satu yang patut kamu baca adalah doa permohonan dari banyak tokoh Alkitab.
Kamu bisa membacanya di kitab Kejadian 18: 16-33 tentang Sodom dan Gomora, 1 Samuel 1: 10-16 tentang Samuel, Yunus 2 yang mengisahkan tentang Yunus di perut ikan dan Matius 6: 9-13 tentang pengajaran Yesus kepada murid-muridNya.
Ayat-ayat ini mengajarkan banyak hal tentang doa. Lewat doa-doa ini kita belajar apa itu arti beriman. Kita juga bisa tahu karakter Tuhan yang diungkapkan kepada kita dan banyak belajar kenapa Tuhan menganggap doa itu sangat penting.
Daniel 9 adalah salah satu bagian kitab yang mengajarkan tentang dampak besar dari doa. Daniel berdoa untuk kepentingan bangsa Israel. Di beberapa ayat pertama, dia memberi tahu kita bahwa setelah membaca tulisan-tulisan nabi Yeremia dia mengerti bahwa tempat pengasingan, yang Daniel juga alami, sudah berakhir.
Pastinya kita berharap Daniel akan merayakannya. Tapi sebaliknya, dia berkata, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Daniel 9: 3)
Apa alasan Daniel melakukannya? Kalau dia benar-benar percaya pada janji Tuhan untuk mengakhiri pengasingannya, kenapa dia berdoa seolah-olah dia tidak ingin mengalaminya. Sebenarnya, Daniel tidak meragukan janji Tuhan. Dia hanya ingin mengekspresikan imannya atas janji-janji Tuhan lewat doa. Hal itulah yang membantu kita menyelaraskan hati kita dengan kehendak dan tujuan Tuhan.
Kalau dengan bahasa sederhana, mungkin Daniel akan berkata, “Tuhan, ini adalah kabar yang sangat baik. Ini yang aku nanti-nantikan. Jangan biarkan keberdosaan kami menghalangiMu untuk bertindak sesuai rencanaMu. Jangan menunda hal ini, segeralah menyelamatkan kami!”
Janji yang sama juga disampaikan Tuhan atas hidup kita. Dia mau kita mengakhiri masa pengasingan kita sendiri. Yesus berjanji untuk kembali dan mendatangkan kerajaan-Nya saat dia datang. Dia menjanjikan penyelesaian dari penawanan kita atas dosa dan membawa kita ke dalam kehidupan yang kekal di Yerusalem Baru, di hadapan-Nya untuk selamanya!
Ini adalah janji Tuhan atas kita. Tapi apakah kita berdoa untuk itu seperti cara Daniel berdoa supaya bangsa Israel kembali dari pengasingannya? Kita berdoa, ‘Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu’, tapi apakah kita sungguh-sungguh? Aku tahu aku sering tidak melakukannya. Aku terbiasa merasa puas menikmati dunia yang rusak ini. Aku menikmati kenyamananku. Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini. Aku jarang merindukan kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Tuhan mau kita menjadi seperti Daniel, mengingat kembali keberdosaan kita, mengaku dan berdoa agar Yesus benar-benar akan segera kembali. Janji Tuhan dimaksudkan untuk mendorong kita untuk berdoa, bukan untuk membuat kita mengangkat dagu dan berkata, ‘Oh baiklah. Suatu hari nanti hal itu akan terjadi, walaupun aku berdoa atau tidak berdoa.’
Kita perlu berdoa seperti yang dilakukan Daniel, bukan karena Tuhan butuh doa kita untuk mencapai tujuan-Nya. Tapi intinya, Tuhan hanya ingin melihat penundukan diri kita atas rencana-Nya. Kita perlu merindukan apa yang Dia rindukan dan bagi orang Kristen, hal nomor satu dalam daftar doa kita, adalah menantikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Hak cipta Kelly Givens, disadur dari Crosswalk.com
Anda butuh didoakan langsung? Klik link di bawah ini untuk terhubung dengan Tim doa kami: http://bit.ly/InginDidoakan. Anda butuh konseling? Klik link di bawah ini untuk konseling: http://bit.ly/inginKonseling.